Senin, 14 Maret 2011
VIVAnews - Para awak di kapal induk Amerika Serikat, USS Ronald Reagan, diduga telah terpapar zat radioaktif dalam jumlah signifikan. Kandungan radioaktif tinggi di udara diduga berasal dari ledakan dua reaktor nuklir di prefektur Fukushima.
Seorang petugas di kapal tersebut yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan kepada laman The New York Times, Minggu, 13 Maret 2011, bahwa kapal induk pengangkut pesawat tempur dan helikopter AS terpapar radiasi ketika berlayar menembus awan radioaktif di Samudera Pasifik.
Akibatnya, dalam satu jam, para awak yang berada di geladak menerima kandungan radioaktif setara dengan kandungan yang biasa diterima manusia dalam sebulan.
Petugas itu juga mengatakan, helikopter AS yang terbang 90 km di sebelah utara reaktor nuklir Fukushima Dai-ichi kembali ke kapal induk dengan berselimut partikel radiasi. Perlu dilakukan pembersihan menyeluruh untuk melepaskan partikel-partikel radiasi yang menempel di tubuh helikopter.
Namun, hingga saat ini belum ada indikasi munculnya gejala penyakit yang ditimbulkan dari paparan radiasi.
Petugas mengatakan peristiwa ini menunjukkan bahwa material radioaktif dari ledakan reaktor yang bocor mudah terbawa angin.
Sejak gempa bumi mengguncang Jepang Jumat pekan lalu, para ahli berusaha memetakan kemana saja angin akan membawa serta abu radiasi, serta pengaruhnya pada kesehatan manusia.
Pemerintah Jepang mengatakan, radiasi akibat ledakan reaktor nuklir tidak akan terlalu berbahaya terhadap manusia. Lain halnya jika reaktor meleleh sepenuhnya, maka bahaya sudah di depan mata.
USS Ronald Reagan dan 11 kapal perang AS lainnya tergabung dalam usaha pemulihan dan pencarian korban pasca bencana gempa bumi dan tsunami yang menimpa pesisir timur Pulau Honshu.
AS juga mengirimkan dua tim yang terdiri dari 150 orang dan 12 anjing pelacak ke Jepang. Selain itu, AS mengirimkan juga dua ahli nuklir untuk membantu mendinginkan reaktor nuklir di Fukushima.
Dilaporkan, telah dua reaktor nuklir meledak sejak Sabtu kemarin di wilayah ini. Ledakan terjadi menyusul kerusakan pada sistem pendingin reaktor, yang membuat petugas harus menyuntikkan air laut dan cairan asam borak ke dalam reaktor. Namun, bocoran menyebabkan gas hidrogen merembes keluar sehingga bercampur dengan oksigen dan memicu ledakan. (kd)
• VIVAnews
Artikel Yang Berhubungan
- Selebritas Dunia Pengidap Diabetes Tipe 2
- Anak Autis Memiliki Otak Lebih Besar
- Astaga! Ada Payudara Berbobot 25 Kg
- Ukrania Temukan Mikroorganisme Penghancur Sel Kanker
- Ilmuwan: Eropa Akan Tenggelam di Bawah Afrika
- Jepang Minta Gas, RI Fokus Kebutuhan Domestik
- Pemerintah Beli 7% Saham Newmont
- Pusat Gempa 7,4 SR di Lepas Pantai Miyagi, Jepang
- Direstui, Domain .xxx untuk Situs Porno
- 200 Kisah Terindah Sepanjang Masa dari China
- Sony Ericsson Siapkan Tablet Android di Indonesia?
- Susno Tak Lagi Mengkritik Polri
- Winky Wiryawan 'Lemot' Akibat Kurang Air Putih
- 40 Hari Wafatnya Adjie Massaid, Angelina Menangis
- Hentikan 'Bully' dengan Merah
- Bahrain Krisis Picu Harga Minyak Mentah AS Naik
- Menangkap Momentum Recovery Jepang
- Satgas: 'Saksi Penting' Kasus Gayus Bisa dari Ditjen Pajak
- Psikolog Forensik: Bom Buku Bukan Aksi Teroris, Tapi Vandalisme
- Merangkak Dini Hari, Lalin Jakarta Mulai Mencair
- Pengunjuk rasa Bahrain ditindak
- PDIP: Kiemas 'Clear' dari Kasus Hukum
- RSBI, Konsep Kastanisasi Rawan Korupsi
- Satgas: Selesai, Tak Ada Korupsi!
- Tips Hindari Tas Palsu
Label: Berita
0 komentar:
Posting Komentar