Minggu, 13 Maret 2011
VIVAnews - Pemerintah sebaiknya tidak menyikapi laporan dua media Australia, The Age dan Sydney Morning Herald, yang membocorkan laporan kawat Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Sutiyoso di Makassar, Sabtu 12 Maret 2011.
“Pemerintah sebaiknya tidak emosional. Pemerintah justru harus arif menyikapi bocoran Wikileaks itu,” kata Sutiyoso saat melantik pengurus PKPI Sulawesi Selatan di Gedung Celebes Convention Centre.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, pemerintah justru harus berani menghadapi itu dan membuktikan jika data yang jadi laporan headline di Australia itu keliru. Apalagi, laporan itu sudah menjadi opini internasional. “Sebaiknya memang pemerintah membantah itu dengan memberikan data yang sebenarnya. Ini untuk membuktikan bahwa apa yang ditulis The Age dan Sydney Morning Herald tidak benar,” tambah Sutiyoso.
Soal siapa yang harus membantah atau menjawab, tidak seharusnya dilakukan langsung oleh SBY. Bantahan, menurut dia, bisa dilakukan oleh pejabat yang berkompeten seperti Menkopolkam. Bantahan itu juga tidak mesti ke Australia, tapi cukup melalui media-media nasional dan dianggap bisa mempengaruhi opini yang terlanjur dibangun.
Lebih jauh Sutiyoso berharap agar laporan Wikileaks itu bisa dibuktikan dan bisa dipertanggungjawabkan. Apalagi laporan tersebut dinilai Sutiyoso sudah menjadi konsumsi di seluruh dunia. Sutiyoso khawatir, persoalan ini akan membawa dampak negatif bagi Indonesia di mata internasional.
Ia menambahkan, pemberitaan harian Australia, The Age dan Sydney Morning Herald tidak benar mengenai SBY bisa dikatakan sangat menyakitkan. Sebab menyangkut nama baik seorang kepala negara.
Seperti diketahui, dua harian besar di Australia, yakni The Age dan Sydney Morning Herald edisi Jumat, 11 Maret 2011, menurunkan laporan bertajuk 'Yudhoyono Abused Power'. Laporan tersebut memberi gambaran tentang buruknya kepemimpinan SBY bahkan disebut menyalahgunakan kekuasaan.
Laporan: Rahmat Zeena l Makassar.
• VIVAnews
Artikel Yang Berhubungan
- Selebritas Dunia Pengidap Diabetes Tipe 2
- Anak Autis Memiliki Otak Lebih Besar
- Astaga! Ada Payudara Berbobot 25 Kg
- Ukrania Temukan Mikroorganisme Penghancur Sel Kanker
- Ilmuwan: Eropa Akan Tenggelam di Bawah Afrika
- Jepang Minta Gas, RI Fokus Kebutuhan Domestik
- Pemerintah Beli 7% Saham Newmont
- Pusat Gempa 7,4 SR di Lepas Pantai Miyagi, Jepang
- Direstui, Domain .xxx untuk Situs Porno
- 200 Kisah Terindah Sepanjang Masa dari China
- Sony Ericsson Siapkan Tablet Android di Indonesia?
- Susno Tak Lagi Mengkritik Polri
- Winky Wiryawan 'Lemot' Akibat Kurang Air Putih
- 40 Hari Wafatnya Adjie Massaid, Angelina Menangis
- Hentikan 'Bully' dengan Merah
- Bahrain Krisis Picu Harga Minyak Mentah AS Naik
- Menangkap Momentum Recovery Jepang
- Satgas: 'Saksi Penting' Kasus Gayus Bisa dari Ditjen Pajak
- Psikolog Forensik: Bom Buku Bukan Aksi Teroris, Tapi Vandalisme
- Merangkak Dini Hari, Lalin Jakarta Mulai Mencair
- Pengunjuk rasa Bahrain ditindak
- PDIP: Kiemas 'Clear' dari Kasus Hukum
- RSBI, Konsep Kastanisasi Rawan Korupsi
- Satgas: Selesai, Tak Ada Korupsi!
- Tips Hindari Tas Palsu
Label: Berita
0 komentar:
Posting Komentar