Minggu, 13 Maret 2011
VIVAnews - Bencana gempa bumi berkekuatan 8,9 skala Richter dan gelombang Tsunami telah memporakporandakan Jepang beserta isinya. Tidak terkecuali industri teknologi, meliputi semikonduktor dan elektronik.
Perusahaan penyedia informasi bisnis dan perdagangan publik IHS iSuppli coba menyuguhkan analisa seputar dampak gempa bumi terhadap produksi dan perdagangan elektronik secara global.
Sebagaimana diketahui, Jepang mempunyai segudang perusahaan semikonduktor yang mencakup skala global. Sebut saja beberapa di antaranya seperti Sony, Sharp, Canon, Genesis, Syncretic, dan sebagainya. Maka, tidak heran jika industri elektronik global agak "goyang" pasca bencana alam menghantam Negeri Matahari Terbit itu.
Berikut sejumlah temuan serta analisa dan komentar IHS Suppli terkait dampak gempa bumi di Jepang:
1. Pada tahun 2010, sekitar 13,9 persen dari seluruh pendapatan peralatan elektronik global berasal dari Negeri Matahari Terbit itu, menurut perkiraan IHS iSuppli.
Ini mencakup pembuatan semua peralatan elektronik, termasuk komputer, perangkat elektronik, dan peralatan komunikasi. Jepang menghasilkan US$216,6 miliar (1.900 triliun) sepanjang tahun 2010.
2. Jepang menyumbang 16,5 persen dari total pendapatan elektronik konsumen di tahun 2010. Negara ini juga mewakili 10,2 persen dari pendapatan pengolahan data di seluruh dunia.
3. Perusahaan-perusahan di Jepang setidaknya memberikan kontribusi lebih dari seperlima produksi semikonduktor secara global tahun lalu. Sejumlah perusahaan Jepang diketahui menghasilkan pendapatan US$63,3 miliar dalam usaha microship, menguasai 20,8 persen pasar global.
Dampak utama terhadap produksi semikonduktor di Jepang tidak selalu terkait dengan fasilitas produksi, tetapi lebih kepada rantai distribusi (supply chain). Pemasok lebih sering menghadapi kesulitan ketika mencari bahan baku. Menurut iSuppli, gangguan dalam penyediaan semikonduktor dari Jepang akan terganggu hingga dua minggu ke depan.
4. Produksi DRAM di Jepang mampu menyumbang 10 persen terhadap pasokan DRAM di seluruh dunia. Kontribusi sebesar itu disumbang oleh dua raksasa perusahaan DRAM, yakni Micron (perusahaan AS) dan Elpida (perusahaan Jepang). Namun, bagi industri ini bencana gempa bumi tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan.
5. Perusahaan-perusahaan yang berkantor pusat di Jepang menduduki peringkat ketiga di antara perusahaan-perusahaan produksi manufaktur chip terbesar di dunia. Region Asia Pasifik berada di peringkat 1, disusul region Amerika. Sementara Eropa, Timur Tengah, dan Afrika berada satu peringkat di bawah Jepang. Sehingga, ketika industri di Jepang lumpuh, otomatis industri chip di seluruh dunia turut terganggu.
6. Di sektor produksi panel LCD, Jepang berkontribusi 6,2 persen dari total produksi sebesar US$86,3 miliar di dunia sepanjang tahun lalu. Jepang juga terhitung menguasai 14 persen produksi panel TV LCD. Sharp termasuk salah satu perusahaan yang diperhitungkan kali ini. Untungnya, Sharp tidak secara langsung terkena dampak gempa karena lokasinya jauh dari titik pusat gempa.
Namun, dampak gempa justru dirasakan oleh perusahaan-perusahaan kecil yang memproduksi komponen panel LCD. Diketahui Jepang mencatat produksi yang tinggi untuk komponen-komponen yang digunakan pada panel LCD atau produk berbasis LCD, misalnya kaca, filter warna, polarizer, cold cathode fluorescent lamps (CCFLs) dan light-emitting diodes (LEDs). (adi)
• VIVAnews
Artikel Yang Berhubungan
- Selebritas Dunia Pengidap Diabetes Tipe 2
- Anak Autis Memiliki Otak Lebih Besar
- Astaga! Ada Payudara Berbobot 25 Kg
- Ukrania Temukan Mikroorganisme Penghancur Sel Kanker
- Ilmuwan: Eropa Akan Tenggelam di Bawah Afrika
- Jepang Minta Gas, RI Fokus Kebutuhan Domestik
- Pemerintah Beli 7% Saham Newmont
- Pusat Gempa 7,4 SR di Lepas Pantai Miyagi, Jepang
- Direstui, Domain .xxx untuk Situs Porno
- 200 Kisah Terindah Sepanjang Masa dari China
- Sony Ericsson Siapkan Tablet Android di Indonesia?
- Susno Tak Lagi Mengkritik Polri
- Winky Wiryawan 'Lemot' Akibat Kurang Air Putih
- 40 Hari Wafatnya Adjie Massaid, Angelina Menangis
- Hentikan 'Bully' dengan Merah
- Bahrain Krisis Picu Harga Minyak Mentah AS Naik
- Menangkap Momentum Recovery Jepang
- Satgas: 'Saksi Penting' Kasus Gayus Bisa dari Ditjen Pajak
- Psikolog Forensik: Bom Buku Bukan Aksi Teroris, Tapi Vandalisme
- Merangkak Dini Hari, Lalin Jakarta Mulai Mencair
- Pengunjuk rasa Bahrain ditindak
- PDIP: Kiemas 'Clear' dari Kasus Hukum
- RSBI, Konsep Kastanisasi Rawan Korupsi
- Satgas: Selesai, Tak Ada Korupsi!
- Tips Hindari Tas Palsu
Label: Berita
0 komentar:
Posting Komentar