Jumat, 28 Desember 2012
Paris (AFP/ANTARA) - Para ilmuwan akhirnya menemukan sebuah protein yang membantu menjelaskan mengapa orang tua sering bangun di malam hari untuk buang air kecil, masalah yang buruk dapat mengganggu tidur. Mekanismenya adalah, tingkat defisiensi protein yang disebut connexin43 membuat kandung kemih percaya bahwa kandung kemihnya sudah penuh, dan mengirimkan pesan ke otak "harus buang air kecil", lapor mereka pada Selasa dalam jurnal Nature Communications. Connexin43 adalah bagian dari kaskade protein dalam jam yang disebut sirkadian - mekanisme kompleks dimana proses tubuh dipaksa selama siang hari dan diperlambat pada malam hari. Selama tidur, orang yang sehat menghasilkan volume yang air seni yang lebih kecil dari ginjal daripada selama siang hari. Pada saat yang sama, lebih banyak urin disimpan selama tidur daripada selama fase siang hari yang aktif. Tapi ketika connexin43 beraada di level yanglebih rendah, otot-otot halus dari kandung kemih menjadi terlalu sensitif untuk sinyal saraf yang memberikan perasaan kenyang, kutip para peneliti. Para peneliti yang dipimpin oleh Osamu Ogawa dari Universitas Kyoto meneliti dari tikus laboratorium yang secara genetika dimodifikasi untuk tidak memiliki gen yang membuat connexin43. Tim ini mengembangkan sebuah sistem otomatis, menggunakan gulungan kertas saring yang ternyata ungu bila terkena cairan, untuk menghitung seberapa sering tikus yang dikurung buang air kecil di malam hari. Kebutuhan kronis untuk buang air kecil di malam hari, suatu kondisi yang disebut enuresis nokturnal, juga menyebabkan ngompolnya anak-anak. Para peneliti mengatakan ada kemungkinan akan jalur sirkadian lain yang terlibat dalam masalah. Mereka termasuk penurunan korteks - bagian otak yang terangsang oleh sinyal dari kandung kemih - atau over-produksi urin oleh ginjal di malam hari. (as/mp)
0 komentar:
Posting Komentar