Rabu, 16 Maret 2011
VIVAnews - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) bakal kembali meluncurkan satu jenis pesawat baru yang diklaim sebagai pesawat termurah dan tercanggih di kelasnya. Pesawat baru dengan nama N-219 ini sedang dalam tahap desain. Prototipenya akan dibuat dan mulai uji coba terbang pada 2014 mendatang.
Indonesia terakhir kali membuat pesawat N-250 pada era Menteri Riset dan Teknologi BJ Habibie. Namun, pesawat pertama yang diproduksi Indonesia adalah pesawat CN-235 yang kala itu diproduksi oleh IPTN.
"Gambarnya sudah ada dan masa pengembangannya dalam tiga tahun ke depan, saat ini kita sudah jalan pengembangan setengah tahun," kata Direktur Aerostructure PTDI, Andi Alisjahbana, di Bandung, Jawa Barat, Rabu, 16 Maret 2011.
Andi menjelaskan, pesawat baru ini memiliki kapasitas 19 penumpang dengan menggunakan dua mesin berkapasitas 850 shaft horse power (HP). Secara keseluruhan, N-219 akan mengandung konten lokal sebesar 70 persen dan 30 persen sisanya masih harus menggunakan komponen impor, terutama di bagian mesin dan aviasi.
"Mesin dan avianik masih impor. Mesin sepertinya kami akan impor dari Kanada. Sedangkan avionik dari Amerika dan Eropa," jelasnya.
PTDI mengklaim N-219 akan menjadi pesawat termurah dikelasnya. Pesawat ini nantinya akan bersaing dengan Twin Otter (Viking Air) dan Harbin Y-12 buatan China. Namun, Andi belum bersedia membeberkan harga dari pesawat N-219 per unitnya.
"Sebagai perbandingan harga Y-12 sekitar US$4,5 juta sedangkan Twin Otter lebih mahal," katanya.
Selain termurah di kelasnya, N-219 juga diklaim akan menjadi pesawat tercanggih karena menggabungkan teknologi CN-235, N-250 dan N-212. Pesawat N-219 rencananya dikerjakan oleh sekitar 200 engineer yang dimiliki oleh perusahaan.
Sayangnya, untuk pengembangan N-219, lagi-lagi PTDI terbentur masalah klasik berupa pendanaan. Menurut Andi, PTDI tidak mungkin menggunakan dana sendiri untuk mengembangkan N-219, sehingga membutuhkan dukungan dari pemerintah dan swasta untuk mengembangkan N-219. "Dana hingga saat ini belum ada, kami sedang mendekati sumber pendanaan," ujar Andi.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI, Dita Ardonni Jafri, menambahkan, PTDI sanggup menyelesaikan dua buah prototype N-219 dalam waktu 2,5 tahun ke depan. Dengan syarat, perusahaan memperoleh pendanaan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah prototype N-219 senilai US$30 juta.
• VIVAnews
Artikel Yang Berhubungan
- Selebritas Dunia Pengidap Diabetes Tipe 2
- Anak Autis Memiliki Otak Lebih Besar
- Astaga! Ada Payudara Berbobot 25 Kg
- Ukrania Temukan Mikroorganisme Penghancur Sel Kanker
- Ilmuwan: Eropa Akan Tenggelam di Bawah Afrika
- Jepang Minta Gas, RI Fokus Kebutuhan Domestik
- Pemerintah Beli 7% Saham Newmont
- Pusat Gempa 7,4 SR di Lepas Pantai Miyagi, Jepang
- Direstui, Domain .xxx untuk Situs Porno
- 200 Kisah Terindah Sepanjang Masa dari China
- Sony Ericsson Siapkan Tablet Android di Indonesia?
- Susno Tak Lagi Mengkritik Polri
- Winky Wiryawan 'Lemot' Akibat Kurang Air Putih
- 40 Hari Wafatnya Adjie Massaid, Angelina Menangis
- Hentikan 'Bully' dengan Merah
- Bahrain Krisis Picu Harga Minyak Mentah AS Naik
- Menangkap Momentum Recovery Jepang
- Satgas: 'Saksi Penting' Kasus Gayus Bisa dari Ditjen Pajak
- Psikolog Forensik: Bom Buku Bukan Aksi Teroris, Tapi Vandalisme
- Merangkak Dini Hari, Lalin Jakarta Mulai Mencair
- Pengunjuk rasa Bahrain ditindak
- PDIP: Kiemas 'Clear' dari Kasus Hukum
- RSBI, Konsep Kastanisasi Rawan Korupsi
- Satgas: Selesai, Tak Ada Korupsi!
- Tips Hindari Tas Palsu
- BEDAH BUKU BISNIS ONLINE DI UNISRI
- Tips Berbisnis di Masa Tua
- 108 Tanya Jawab Investasi & Bisnis Properti
- Ini Dia Selebriti yang Tergila-gila Sepatu
- Ini Dia Selebriti Sukses 'Di Balik' Disklesia
- Bahrain Krisis Picu Harga Minyak Mentah AS Naik
- Menangkap Momentum Recovery Jepang
- Pemanasan Global Bikin Jagung Afrika Kritis
- Wapres: Jangan main-main dengan Pangan
- Hatta: RI Incar Momentum Rehabilitasi Jepang
- Hatta: PLTN Opsi Terakhir Sumber Energi
- Business Plan Rumah Sakit
- Inilah Sejarah Sepeda Gunung
- Tiga BUMN Didorong Jadi Pelopor Industri Militer
- Jepang Alami Krisis Terparah Setelah PD II
- WikiLeaks, Ada Intel AS di Sekitar SBY?
- Pasca Tsunami Jepang, 4 Produk Ekspor Utama RI Bakal Terganggu
- Harga Kopi Terus Menggila, Cuaca Jadi Kambing Hitam
0 komentar:
Posting Komentar