Rabu, 16 Maret 2011
INILAH.COM, Jakarta- Peningkatan suhu satu derajat Celcius akibat kekeringan memotong hasil tiga perempat tanaman jagung Afrika sebanyak 20%. Akibatnya, 65% keuntungan dari tumbuhan lenyap.
Hasil penelitian Badan Pengembangan Jagung dan Gandum Internasional yang berbasis di El Batan, Meksiko, menunjukkan bahwa jagung selaku makanan pokok banyak masyarakat dunia, jauh lebih rentan terhadap pemanasan global dibandingkan perkiraan sebelumnya. Penelitian itu berdasarkan data 20 ribu uji coba di kawasan Sahara, Afrika.
“Pengaruh panas terhadap jagung sangat mengherankan karena kami mengira jagung menjadi salah satu tanaman yang tahan panas,” ujar Dr. Marianee Banziger yang melakukan studi tersebut.
Efek ini lebih besar jika kekeringan dan panas muncul bersamaan. Perubahan iklim sudah berdampak di kawasan Afrika, Asia dan Amerika Tengah, ujarnya lagi.
Temuan yang dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change tersebut menggabungkan hasil uji coba dengan data cuaca.
“Proyeksi dampak perubahan iklim terhadap produksi pangan tidak diketahui secara pasti karena kita tidak tahu secara persis bagaimana tanggapan tumbuhan atas panas,” ujar rekan penulis, Dr. David Lobell dari Stanford University, California, Amerika Serikat.
Penelitian ini membantu memahami isu secara keseluruhan, ujarnya lagi. [mor]
Artikel Yang Berhubungan
- Selebritas Dunia Pengidap Diabetes Tipe 2
- Anak Autis Memiliki Otak Lebih Besar
- Astaga! Ada Payudara Berbobot 25 Kg
- Ukrania Temukan Mikroorganisme Penghancur Sel Kanker
- Ilmuwan: Eropa Akan Tenggelam di Bawah Afrika
- Jepang Minta Gas, RI Fokus Kebutuhan Domestik
- Pemerintah Beli 7% Saham Newmont
- Pusat Gempa 7,4 SR di Lepas Pantai Miyagi, Jepang
- Direstui, Domain .xxx untuk Situs Porno
- 200 Kisah Terindah Sepanjang Masa dari China
- Sony Ericsson Siapkan Tablet Android di Indonesia?
- Susno Tak Lagi Mengkritik Polri
- Winky Wiryawan 'Lemot' Akibat Kurang Air Putih
- 40 Hari Wafatnya Adjie Massaid, Angelina Menangis
- Hentikan 'Bully' dengan Merah
- Bahrain Krisis Picu Harga Minyak Mentah AS Naik
- Menangkap Momentum Recovery Jepang
- Satgas: 'Saksi Penting' Kasus Gayus Bisa dari Ditjen Pajak
- Psikolog Forensik: Bom Buku Bukan Aksi Teroris, Tapi Vandalisme
- Merangkak Dini Hari, Lalin Jakarta Mulai Mencair
- Pengunjuk rasa Bahrain ditindak
- PDIP: Kiemas 'Clear' dari Kasus Hukum
- RSBI, Konsep Kastanisasi Rawan Korupsi
- Satgas: Selesai, Tak Ada Korupsi!
- Tips Hindari Tas Palsu
- BEDAH BUKU BISNIS ONLINE DI UNISRI
- Tips Berbisnis di Masa Tua
- 108 Tanya Jawab Investasi & Bisnis Properti
- Ini Dia Selebriti yang Tergila-gila Sepatu
- Ini Dia Selebriti Sukses 'Di Balik' Disklesia
- Bahrain Krisis Picu Harga Minyak Mentah AS Naik
- Menangkap Momentum Recovery Jepang
- Wapres: Jangan main-main dengan Pangan
- PTDI Bakal Buat Pesawat Canggih dan Murah
- Hatta: RI Incar Momentum Rehabilitasi Jepang
- Hatta: PLTN Opsi Terakhir Sumber Energi
- Business Plan Rumah Sakit
- Inilah Sejarah Sepeda Gunung
- Tiga BUMN Didorong Jadi Pelopor Industri Militer
- Jepang Alami Krisis Terparah Setelah PD II
- WikiLeaks, Ada Intel AS di Sekitar SBY?
- Pasca Tsunami Jepang, 4 Produk Ekspor Utama RI Bakal Terganggu
- Harga Kopi Terus Menggila, Cuaca Jadi Kambing Hitam
0 komentar:
Posting Komentar