-->

Rabu, 14 Januari 2015

Senin, 12-01-2014. Saya mendapat kesempatan pada waktu itu untuk melihat hasil penelitian dari bapak Priyono selaku dosen di Universitas Slamet Riyadi. Penelitiannya menyangkut tentang budidaya belut dengan system bertingkat dan menggunakan terpal sebagai media berlapisnya.

Dalam penelitian ini dibantu oleh kelompok tani di kawasan Polokarto, Mojolapan, Sukoharjo. Menurut saya ini adalah salah satu usaha untuk memaksimalkan system yang telah berkembang dan menjadikan system dengan konsep yang lebih baru. Yang fungsinya memang untuk pengembangan budidaya khususnya belut.

Dibawah ini adalah beberapa gambar yang saya shut dari tempat penelitian ini berada. Cekidot ya…..
















Semoga dengan gambar ini kita akan mendapatkan banyak wawasan yang lebih banyak lagi tentang budidaya belut secara terpadu. Amin

Senin, 12 Januari 2015

Membuat Manisan Lidah Buaya

Rabu, 31-12-2014. Akhir tahun seharus nya dilewatkan dengan gembir, aku pun begitu. Dengan belajar membuat manisan dari lidah buaya. Hasil nya memang tidak memuaskan. Karena banyak semut yang menyerang hasil manisan tersebut.

Tetapi aku ngak merasa rugi, malah bersyukur, soalnya aku dah bisa buat manisan sendiri. Hehehe. Ini penampakan dari manisan tersebut.










Poto Pertama kalau diamati malah seperti daging ayam, tapi itu sebenarnya adalah sebuah manisan loh.. Dan untuk nomor tiga, itu adalah air sisa rendaman sirup dan untuk gambar terakhir adalah potongan dari manisan lidah buaya yang terserang pasukan semut. Mungkin karena manis ya

Ya mungkin itu aja pengalaman ku tentang membuat manisan, besuk lagi saya akan berusaha membuat manisan lebih enak lagi dan lebih bervariasi lagi. Makasih

Minggu, 11 Januari 2015

Minggu, 28-12-2014. Bermain dan belajar adalah salah satu kegemaran ku, karena itu saya suka belajar dan traveling keliling karisidenan Surakarta. Ya istilahnya bermain ke rumah temen untuk belajar apa yang dia usahakan untuk mendapatkan Uang.

Nah kebetulan ada temen ku yang bersedia saya repotkan dengan kehadiran saya di rumah nya. Sebut Saja mas kharis. Dia adalah salah satu mahasiswa pertanian di Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Dan sekaligus sebagai salah satu praktisi yang mengembangkan budidaya pertanian khususnya Lombok sebagai profesinya.

Ini Foto Ketika Saya berkunjung Ke sana












Foto diatas adalah salah satu klise dari kisah nya membudidayakan tanaman cabe. Sebagai seorang peneliti awal di bidang pertanian, saya kagum dengan beliau. Karena kata beliau, dengan membudidayakan tanaman cabe ini dia bisa melanjutkan jenjang ke perguruan tinggi dan mampu menafkahi keluarga nya.

Sungguh keren memang. Dan saya belajar juga dari beliau, bahwa budidaya cabe itu tidak sulit dan membawa keuntungan yang sangat banyak.

Terima kasih dari saya untuk pak kharis telah mengajarkan kepada saya tentang ilmunya, budidaya cabe. Terima kasih sekali lagi

Budidaya Selada Di Belakang Rumah

Kamis, 25-12-2014. Selada adalah salah satu tanaman yang memiliki hasil panen berupa daun. Selada sangat cocok digunakan untuk lalapan, ataupun untuk tambahan sayur di berbagai makanan tradisional, seperti gado-gado maupun selat.

Lah pada kesempatan ini saya mau mengumumkan bahwa tanaman selada ku, kurang 2 minggu lagi udah bisa panen kawan.. Hehehe... Cukup bangga saya dengan hasil selada saya di belakang rumah.

Picture nya bisa dilihat di bawah ini kawan
















Cukup Keren bukan selada saya. Bismillah semoga kawan-kawan yang lain mau mengikutinya. Soal nya budidaya selada itu mudah kok. Kayak budidaya pakcoy, sawi maupun bayam kok.

Pokok nya semangat ya untuk menghijaukan bumi kita.

Jum'at, 09-01-2015. Akhirnya saya menang di Lomba Menanam Pohon di Forum Facebook "Tanam Apa Aja Di Lahan Terbatas". Huh.. Ya walaupun juara Ke-4. Tapi Saya Sudah Berusaha.

Ini bukti Gambar nya



Alhamdulillah dah. Tapi Ini hadiah akan dibagi besuk sewaktu kopdar di Karanganyar saja lah.. Daripada Setres Ndak Bisa nanem. Ya memang saya ndak punya lahan. Jadi Ya udah Buat Kopdar Bulan Januari Saja.

Siapa yang Mau Ikut. Monggo. Gratis KOK

Sabtu, 10 Januari 2015

Jum'at, 09-01-2015. Bahan organik berfungsi sebagai gudang penyimpan hara, juga mudah melepaskan hara tersebut untuk dipakai oleh tanaman. Fosfat yang semula terfiksasi Ca, Fe dan Al dan tidak dapat diserap tanaman akan menjadi tersedia bila unsur-unsur Ca, Fe dan Qal tersebut, diikat bahan organik menjadi organo-kompleks. (Tini, 2014)

Proses ini adalah proses kimia, sehingga kelarutan Al dan Fe dalam tanah yang semula tinggi dan bersifat racun dapat dikurangi. Tidak semua Al dan Fe tersebut dapat terikat tetapi hanya beberapa bentuk dalam senyawa tertentu. Dengan berkurangnya kadar Al dan Fe pada penggunaan bahan organik, maka pengapuran tanah yang bertujuan untuk mengurangi keracunan Fe dan Al dapat juga dikurangi atau bahkan dapat dihindari. Tetapi pengapuran yang bertujuan untuk mensuplai hara Ca, masih diperlukan. Pada sawah, kehilangan N melalui volatilisasi amonia, dapat dikurangi karena serapan ion amonium diikat humus dalam tanah meningkat sehingga menjadi tersedia untuk tanaman.

Pengaruh bahan organik terhadap ketersediaan P dapat secara langsung melalui proses mineralisasi atau secara tidak langsung dengan membantu pelepasan P yang terfiksasi. Stevenson (1982) menjelaskan ketersediaan P di dalam tanah dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan organik melalui 5 aksi seperti tersebut di bawah ini:

1. Melalui proses mineralisasi bahan organik terjadi pelepasan P mineral (PO43-);


2. Melalui aksi dari asam organik atau senyawa pengkelat yang lain hasil dekomposisi, terjadi pelepasan fosfat yang berikatan dengan Al dan Fe yang tidak larut menjadi bentuk terlarut,



(Stevenson, 1982).

3. Bahan organik akan mengurangi jerapan fosfat karena asam humat dan asam fulvat berfungsi melindungi sesquioksida dengan memblokir situs pertukaran; 


4. Penambahan bahan organik mampu mengaktifkan proses penguraian bahan organik asli tanah; 

5. Membentuk kompleks fosfo-humat dan fosfo-fulvat yang dapat ditukar dan lebih tersedia bagi tanaman, sebab fosfat yang dijerap pada bahan organik secara lemah.



Untuk tanah-tanah berkapur (agak alkalin) yang banyak mengandung Ca dan Mg fosfat tinggi, karena dengan terbentuk asam karbonat akibat dari pelepasan CO2 dalam proses dekomposisi bahan organik, mengakibatkan kelarutan P menjadi lebih meningkat, dengan reaksi sebagai berikut :



Asam-asam organik hasil proses dekomposisi bahan organik juga dapat berperan sebagai bahan pelarut batuan fosfat, sehingga fosfat terlepas dan tersedia bagi tanaman. (atmojo, 2003)

Hasil proses penguraian dan mineralisasi bahan organik, di samping akan melepaskan fosfor anorganik (PO4 3-) juga akan melepaskan senyawa-senyawa P-organik seperti fitine dan asam nucleic, dan diduga senyawa P-organik ini, tanaman dapat memanfaatkannya. Proses mineralisasi bahan organik akan berlangsung jika kandungan P bahan organik tinggi, yang sering dinyatakan dalam nisbah C/P. Jika kandungan P bahan tinggi, atau nisbah C/P rendah kurang dari 200, akan terjadi mineralisasi atau pelepasan P ke dalam tanah, namun jika nisbah C/P tinggi lebih dari 300 justru akan terjadi imobilisasi P atau kehilangan P (Stevenson, 1982).






Daftar Pustaka 

Stevenson, F.T. (1982) Humus Chemistry. John Wiley and Sons, Newyork. 

 Tini s.pd, 2014, Peranan Bahan Organik Terhadap Tanah, pupuknpkorganiklengkap.blogspot.com /2009 /11/ peranan-bahan- organik- terhadap-tanah. html , Diakses 08-01-2015. 

 Wongso Atmojo Suntoro, 2003, Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya, Sebelas Maret University Press, Surakarta.



;;