Minggu, 09 Mei 2010
Para pria yang tidak memiliki cukup uang untuk menjalani pencangkokan kulit atau operasi seharga ribuan dollar AS juga dapat memilih opsi yain yang lebih mengerikan yakni suntik penis.
3. Suntik Penis Meski kebanyakan pria mungkin enggan menaruh risiko penisnya dengan benda tajam, tapi tak sedikit mereka yang nekat 'bermain' dengan jarum suntik. Dalam dunia medis, hanya beberapa jenis tindakan saja yang dibenarkan menyuntik langsung penis semisal pengobatan disfungsi ereksi oleh dokter ahli.
Tetapi ada prosedur kontroversial yang kabarnya cukup banyak dilakukan yakni suntik penis dengan lemak. Dokter akan mengambil sumber lemak yang berasal dari beberapa bagian tubuh pasien, lalu disuntikan kembali ke dalam penis.
Jika tubuh tidak dapat menyerap kembali lemak yang disuntikan ini, ada risiko yang mengancam. Efek samping yang dilaporkan adalah memar, bengkak-bengkak, benjol-benjol dan infeksi. Dan efek samping ini terbilang masih belum seberapa ketimbang para pria yang nekat menyuntik penis sendiri di rumah.
Pada 2005, Departemen Pelayanan Medis di Thailand pernah membuat peringatan keras bagi para pria untuk tidak menyuntikan Vaseline dan minyak zaitun pada penis mereka karena risiko deformitas. Pada 2007, Wisconsin Medical Journal pernah mempublikasikan kisah tentang tiga orang imigran Hmong yang menyuntikan sejenis herbal pada kulit penis mereka. Herbal itu adalah minyak ylang-ylang yang dalam pengobatan China dipercaya membantu kemampuan seksual. Tiga imigran itu harus mendapat ragam perawatan mulai dari sunat hingga cangkok kulit penis.
Pada 2008, sebuah jurnal kesehatan pernah mempublikasikan cerita pria Bulgaria berusia 30 yang menyuntikan cairah parafin ke dalam penisnya dan mengikatnya dengan kabel "dengan tujuan memperbesar dan memperpanjang." Pria ini, yang kabarnya hingga kini bentuk penisnya tidak karuan ini, sempat dilarikan ke UGD sebelum akhirnya diberikan perawatan. Pada Januari 2010, jurnal Infectious Diseases in Clinical Practice melaporkan pria yang penisnya mengalami necrosis (matinya sel dan jaringan) akibat disuntik cairan silikon oleh oknum dokter.
4. Bedah skrotum Bedah kosmetik untuk organ genital pria tak terbatas pada penis. Ada pula pasar yang mengeksploitasi penampilan testis atau organ penghasil sperma. Bedah kosmetik pada skrotum atau kantung testis didasarkan pada asumsi bahwa supaya penampilan buah zakar lebih bagus, bentuknya harus sempurna, berukuran besar dan seimbang dengan penis.
Atas dasar asumsi yang aneh itulah, prosedur yang disebut testicular prosthesis ini diciptakan sejak 1941. Operasi ini awalnya dikembangkan untuk mengisi atau menggantikan testis yang hilang, bukan menggantikan yang sudah ada. Saat dilahirkan, beberapa pria ada yang memiliki satu testis, bahkan ada yang mengalami kelainan sehingga tak memilikinya (anorkia bilateral), atau berukuran sangat kecil.
Para pria saat ini dapat memeroleh implan silikon dengan ukuran beragam (bahkan ada suatu situs menyediakan penawaran implan seperti halnya menu cepat saji, mulai dari ukuran medium, large hingga extra large).
Pada suatu situs lainnya disebutkan bahwa tujuan bedah skrotum tak sekedar kosmetik. "Tindakan ini juga akan menghilangkan kekhawatiran kebanyakan pria yang tidak puas dengan citra tubuh mereka, serta kebingungan akan dirinya akibat ukuran yang terlalu besar, kehilangan, menyalahi estetika, membosankan, dan untuk memperluas kantung skrotum." Tetapi situs ini juga memberikan peringatan bahwa implan ini bisa mengeras dan menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman." (bersambung...)
Sumber
JAKARTA, KOMPAS.com
0 komentar:
Posting Komentar