Kamis, 07 Januari 2010
Berikut saran Mas Harry Surjadi (Direktur SIEJ) yang diposting di mailinglist
wartawaningkungan tentang investigasi atau peliputan pengelolaan limbah
atau sampah di klinik kesehatan. Semoga bermanfaat bagi kawan-kawan
jurnalis yang berminat dalam peliputan di klinik kesehatan.(Marwan Azis)
Awalnya cukup “memotret” keadaan klinik itu. Coba
observasi lingkungan di sekiling klinik. Pilih klinik yang paling
ramai. Kemudian temui warga yang tinggal di sekitar klinik. Tanya,
apakah pernah melihat klinik itu membuang sampah (atau limbah)? Pukul
berapa biasanya mereka membuang sampah itu? Kalau beruntung Rio bisa
dapat info cukup lengkap.
Langkah selanjutnya adalah observasi klinik pada saat mereka buang sampah.
Periksa sampah yang dibuang itu untuk mendapatkan bukti apakah limbah
medis (jarum suntik, bekas perban, kapas bekas, kemasan obat, dan sisa
dari laboratorium) tercampur. Wawancara petugas yang menangani limbah,
ke mana limbah itu dibuang?
Setelah observasi barulah wawancara direktur klinik diwawancara. Tanya
bagaimana dia mengelola limbah kliniknya. Baru kemudian pemda ditanya.
Bisa Dinas Kesehatan atau Bapedalda. Turun deh satu tulisan.
Selanjutnya tanya lagi Bepedalda, apa langkah mereka menertibkan pelanggaran yang
bisa membahayakan masyarakat banyak ini. Kalau bertanya pada mereka
harus detail dan konkret.Jangan mau kalau jawabannya: “Ya kami akan
tertibkan.” Tanya lagi, “bagaimana caranya bapak menertibkan?” Minta
apa saja yang akan dilakukannya? Bukan apa saja, tapi juda kapan dan
deadlinenya. Sehingga kita bisa memantau terus. Selamat meliput ( Harry
Surjadi)
Cerita Disadur Dari
greenpress.dagdigdug.com
0 komentar:
Posting Komentar