Rabu, 26 Januari 2011
VIVAnews - Sebagian orang yang mengalami gangguan tidur di malam hari, menderita kantuk tak tertahankan di siang hari. Sebaliknya, ada yang tetap merasa segar meski hanya tidur beberapa jam sehari. Mengapa?
Studi yang dipimpin Dr Namni Goel dari School of Medicine University of Pennsylvania, Philadelphia, menemukan adanya gen spesifik yang berkaitan dengan kualitas tidur.
Lewat sajian artikel di Medical Journal of American Academy of Neurology, Goel menunjukkan bahwa orang yang memiliki gen DQB1*0602 lebih sering mengalami gangguan tidur di malam hari dan menderita kantuk sepanjang hari.
Sementara orang yang tidak memiliki gen tersebut dapat menangani gangguan kurang tidur lebih baik.
Gen DQB1*0602 juga terkait dengan gangguan tidur yang dikenal sebagai narkolepsi. Serangan tidur ini memberi efek dramatis seperti merusak siklus tidur sehingga membuat penderitanya mengantuk secara acak atau mendadak tertidur selama beberapa menit sepanjang hari. Namun, bukan berarti pemilik gen DQB1*0602 pasti menderita narkolepsi.
Narkolepsi umumnya terjadi akibat sedikitnya jumlah protein 'tidur nyenyak'. Protein kecil dalam gen akan melepas sel-selnya dalam hypocretin di hipotalamus yang membantu tidur nyenyak. Penderita kesulitan tidur, dapat mengatasinya dengan obat yang membantu meningkatkan protein hypocretin.
Seperti dikutip World Wide Health, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membantu mengatasi masalah gangguan tidur.
0 komentar:
Posting Komentar