Selasa, 25 Januari 2011
Telah banyak risiko yang dipaparkan oleh para ahli mengenai operasi atau implant payudara. Namun bagaimana risikonya dalam hal membesarkan sang buah hati?
Operasi payudara atau implan payudara sering menjadi jalan bagi sebagian wanita untuk memperindah bentuk tubuhnya. Padahal menurut penelitian, wanita yang melakukan hal itu memiliki risiko tak bisa menyusui buah hatinya.
Anda pasti masih ingat, beberapa waktu lalu, Victoria Beckham melepas implan payudaranya tak lama setelah kabar kehamilannya terkuak. Mungkin fakta-fakta di bawah ini yang mendorong ibu tiga anak itu melakukannya.
Air Susu Ibu (ASI) telah terbukti sebagai nutrisi yang paling lengkap untuk bayi yang baru lahir. Para ahli kesehatan di seluruh dunia telah menyarankan para ibu untuk memberikan ASI pada buah hatinya selama enam bulan hingga dua tahun.
Dikutip dari Care Fair, proses menyusui dapat terganggu saat wanita memutuskan untuk mengubah bentuk payudaranya dengan melakukan operasi atau implan. Penelitian medis menyatakan bahwa, payudara wanita yang telah diimplan memiliki kepekaan yang berbeda. Kepekaan payudara yang berlebihan tersebut akan menimbulkan rasa nyaman saat menyusui. Rasa sakit dan nyeri yang teramat sangat akan dirasakan para wanita tersebut.
Tak hanya itu, implan dalam payudara juga dapat mengganggu aliran ASI. Sehingga si buah hati juga tidak bisa mendapatkan nutrisi yang maksimal karena produksi ASI sang ibu terlalu sedikit.
Risiko terjadinya kecelakaan saat operasi juga bisa membuat produksi ASI menjadi terganggu. Di payudara terdapat saraf-saraf yang memicu produksi hormon oksitosin dan prolaktin. Kedua hormon itu mempengaruhi produksi ASI. Saat operasi, kerusakan beberapa syaraf sangat mungkin terjadi. Hal itulah yang akhirnya membuat produksi ASI terganggu.
Ayu Kinanti
0 komentar:
Posting Komentar