Rabu, 03 Februari 2010
Satu dari tiga anak berusia di bawah enam tahun, ternyata belum memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh. Padahal, selain mampu menghambat pertumbuhan, dan mengganggu proses transportasi oksigen dalam darah, kekurangan zat tersebut juga bisa membuat si anak lebih cepat lelah, mudah uring-uringan, dan sulit berpikir jernih.
Anak-anak mengalami kekurangan zat ini, umumnya karena mereka tidak cukup mengonsumsi dua sumber zat besi tertinggi, yaitu daging sapi, dan sayuran berwarna hijau tua.
Sebenarnya makanan seperti roti, sereal atau jenis padi-padian fortified lainnya, yang mendapat tambahan kandungan zat besi. Sayangnya jika makanan tersebut dicampur dengan makanan mengandung kalsium, seperti susu, akibatnya justru mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Misalnya, jika seorang anak mengonsumsi sereal fortified yang dicampur dengan susu, tubuhnya tidak bisa menyerap zat besi secara optimal.
Nah, untuk meningkatkan asupan zat besi pada anak, Jodi Citrin, President of Citrition, sekaligus konsultan nutrisi di New York, menyarankan:
- Hidangkan makanan berbahan daging, seperti sandwich berisi daging kalkun, burger, taco daging sapi, dan pasta dengan meatball (setidaknya sajikan hidangan daging merah setidaknya dua kali seminggu)
- Saat menyajikan sarapan kaya zat besi, padukan dengan minuman yang tidak mengandung kalsium tambahan (fortified), melainkan berikan si anak minuman mengandung vitamin C, yang berfungsi membantu tubuh menyerap zat besi lebih baik. Atau, setelah sarapan, mengonsumsi buah-buahan kaya vitamin C, seperti stroberi atau jeruk.
- Meski susu amat baik diminum setelah makan, tapi sebaiknya pada saat Anda menyediakan makanan kaya zat besi tinggi, lebih baik minum air putih atau jus 100% buah asli.
- Berikan camilan kandungan besi tinggi, seperti hummus, semangga, kismis, dan sereal kering fortified.
Sumber VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar