Rabu, 03 Februari 2010
Mengemudi kini sudah menjadi kebutuhan. Tidak hanya kaum adam, namun sudah banyak kaum hawa yang lebih sering menyetir kendaraannya sendiri. Walau begitu, banyak pengemudi wanita yang kurang memahami bagaimana cara mengemudi yang baik di jalan.
Instruktur Indonesia Defensive Driving Centre (IDDC) Dodi Budiono mengatakan, banyak keraguan yang ditudingkan bagi pengemudi wanita, seperti ragu dalam membelok, jalur yang kurang pas, kecepatan yang lambat, dan mudah kaget. Tapi, tidak sedikit pula perempuan yang mahir menyetir mobil.
"Tidak hanya pengemudi wanita, bahkan pengemudi pria juga harus memiliki pemahaman menyetir yang baik karena kecelakaan selalu mengintai para pengemudi tersebut," ujarnya pada acara Kiat Lengkap, Aman, dan Nyaman Berkendara Bagi Wanita di restoran Kembang Goela, Jakarta, Sabtu 4 April 2009.
Dodi memberi tiga tips pintar bagaimana berkendaraan yang aman dan bertanggung jawab. Pertama, empat A, yakni alertness (kewaspadaan), awareness (kewaspadaan), attitude (perilaku), dan anticipate (antisipasi). Keempat unsur tersebut intinya mengingatkan pada pengemudi untuk selalu berkonsentrasi penuh saat mengemudi. Bahkan, kehilangan konsentrasi satu detik pun bisa berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Orang yang menyetir tidak boleh melakukan hal lain diluar aktivitasnya sebagai pengemudi, seperti mengemudi sambil makan, baca koran, memakai alat kosmetik (make-up), atau mengganti CD lagu kesukaan kita. "Hal itu bisa membuyarkan konsentrasi dan otomatis akan mengurangi refleks atau reaksi," jelas dia.
Kedua, menggunaan sabuk pengaman safety belt. Tidak hanya bagi pengemudi, namun penumpang yang duduk di samping pengemudi maupun bangku belakang harus menggunakan fasilitas tersebut. Alasannya mudah saja, untuk menghindari cedera saat terjadi kecelakaan.
Penggunaan sabuk pengaman yang baik adalah pada tulang pinggul dan tulang bahu karena kedua tulang tersebut merupakan tulang yang paling kokoh dan bisa menyangga tubuh.
Sabuk pengaman tidak hanya dipakai karena diawasi oleh polisi atau peraturan, namun pengendara kendaraan wajib memahami bahwa pemakaian sabuk pengaman bisa mengurangi efek saat terjadi kecelakaan atau hanya sekedar rem mendadak.
"Selain itu, sabuk pengaman juga harus tetap dikenakan walau jarak tempuh hanya sedikit, seperti memindahkan posisi parkir. Kita kan tidak tahu apa yang akan terjadi," kata Dodi.
Ketiga, menghindari gangguan, yakni gangguan dari dalam mobil atau luar mobil. Gangguan dalam mobil seperti menggunakan sepatu hak tinggi atau sandal, melakukan aktivitas lain dalam mobil selain menyetir, mengobrol terlalu berat, atau menggunakan telepon genggam untuk berkomunikasi dan mengirim pesan singkat (SMS).
Banyak kecelakaan terjadi karena ada gangguan dari dalam mobil. Tanpa kita sadari, kejadian di dalam mobil bisa mengalihkan perhatian pengemudi. Padahal, konsentrasi merupakan hal penting, terutama ketika pengemudi perlu melakukan refleks secara cepat. Misalnya, bisa menghindari tabrakan beruntun.
Sedangkan, gangguan eksternal seperti faktor cuaca dan kondisi jalan. Hal tersebut sulit kita hindari. Namun, bisa diantisipasi dengan meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi saat menyetir.
Sumber VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar