-->

Selasa, 20 April 2010

5 Langkah Makan Lebih Lambat


Ketika aktivitas di kantor begitu padat, dan Anda merasa begitu kelaparan, lalu makan bersama teman-teman pada jam makan siang, Anda mungkin akan terdorong untuk makan secepat mungkin. Ketika makan sambil ngobrol, diselingi acara berbagi makanan, Anda juga tak sadar untuk "meminta" lebih banyak makanan. Hal itu tak terasa, karena sempitnya waktu tadi membuat Anda harus makan lebih cepat.

Tak perlu heran bila makan dengan grasa-grusu menjadi suatu kebiasaan yang buruk, demikian menurut Sasha Loring, psychotherapist dari Duke Integrative Medicine, di Durham, North Carolina. Makan dengan cepat bisa menimbulkan konsekuensi kesehatan. Anda jadi lebih sulit mencerna makanan, dan juga cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkan.

Loring menyarankan agar kita belajar untuk makan lebih lambat, karena memperlambat proses makan terbukti membuat Anda lebih cepat kenyang. Berikut cara mengubah kebiasaan makan Anda:

1. Rileks sebelum makan
Sebelum mulai menyantap hidangan, berhentilah sejenak untuk rileks dan memikirkan bagaimana tingkat rasa lapar itu bisa mengubah seberapa cepat dan seberapa banyak Anda makan. Biarkan orang lain (entah itu suami, ibu, atau kakak-adik) mengisi piring Anda, dan Anda cukup memperhatikan saja. "Hanya butuh dua menit untuk duduk, bernafas, tanpa berbicara. Yang Anda perlukan hanya rileks," ujar Loring. "Pastikan Anda tidak mulai makan sampai Anda benar-benar siap."

2. Letakkan sendok
Biasanya, butuh waktu 20 menit bagi otak kita untuk memberi sinyal rasa kenyang. Berpegang pada tingkat perubahan rasa kenyang dan kepuasan pada tubuh sepanjang waktu makan menandai langkah selanjutnya untuk makan dengan lambat. Di sela-sela suapan, cobalah untuk meletakkan sendok-garpu dan menunda suapan berikutnya. "Jika Anda benar-benar berlatih beberapa kali dengan benar, hal itu akan terjadi dengan sendirinya setiap kali Anda makan," ujar Loring.

3. Ubah pola makan Anda
Kita sebenarnya mahluk yang fleksibel. Ketika Anda makan malam bersama pasangan di sebuah restoran fine dining, Anda tentu akan berusaha rileks, menikmati hidangan dan iringan musik yang dipasang. Bandingkan dengan ketika Anda makan bersama teman-teman di restoran cepat saji, Anda pun akan menyesuaikan diri untuk makan sesegera mungkin. Hal ini hanyalah dua penemuan yang dibuat Brian Wansink, PhD, direktur lab makanan di Cornell University, mengenai hal-hal tak terlihat yang membentuk kebiasaan makan kita.

Cobalah untuk memainkan musik yang lembut ketika makan, dan mengganti dengan piring yang lebih kecil. "Kami mendapati bahwa hal ini membuat orang lebih menikmati makanannya," ujar Wansink. "Dan jika Anda lebih menikmati makanan, hal itu akan memperlambat Anda."

4. Matikan televisi
Banyak dari Anda yang terbiasa makan sambil nonton televisi. Gambar yang bergerak ini bisa mengalihkan perhatian kita, sehingga kita makan terlalu cepat dan melampaui titik dimana kita ingin berhenti makan (yaitu ketika Anda tidak lagi lapar, namun belum benar-benar kenyang). Agar televisi tidak mengganggu fokus Anda, segera matikan, atau pindahlah ke tempat makan dimana tak ada televisi.

5. Empat gigitan pertama
Ketika Anda menonton televisi sambil memangku kantong keripik, Anda pasti tak akan berhenti ngemil sampai kantong tersebut kosong. Padahal, sebenarnya kemampuan kita untuk menyecap rasa akan berkurang setelah sekitar empat gigitan. "Kalau Anda lebih lapar, berkurangnya akan lebih lama, tapi masih bisa terjadi dengan cepat juga," ungkap Jean Kristeller, psikolog dari Indiana State University. Orang yang makan dengan cepat, sebenarnya hanya ingin mengejar rasa, padahal itu tidak mungkin terjadi, kata Kristeller.

Untuk menyadari bahwa rasa gurih itu tak berlangsung lama, cobalah untuk membiarkan keripik itu tetap ada di lidah Anda beberapa saat. "Anda bisa mendapatkan rasa gurih keripik itu dari empat keripik pertama saja," tambahnya.

Dengan memperlambat proses makan, Anda akan menyadari bahwa Anda sebenarnya tidak menyukai makanan tertentu yang selama ini mungkin Anda konsumsi dengan berlebihan. Setelah berlatih makan dengan pelan, seorang klien Kristeller menyadari bahwa cookies dari merek favoritnya ternyata terlalu berminyak dan terlalu asin, sehingga meninggalkan rasa yang kurang menyenangkan di mulut.

Setelah menguasai cara makan dengan lambat, banyak orang jadi makan lebih sedikit, namun mampu lebih menikmati makanan mereka. Dan hal ini bukan karena mereka memutuskan untuk berhenti makan, melainkan karena tubuhlah yang memberikan sinyal untuk berhenti.


Sumber


Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates