Selasa, 27 Juli 2010
APAKAH Anda terus berputar-putar dalam siklus mengikuti pola makan dan menurunkan berat badan (yang tentunya baik) dan kembali meninggalkan pola tersebut dan mengalami penambahan berat badan (tentunya buruk)? Ini merupakan siklus yang bisa menimbulkan depresi namun paling sering dialami oleh siapa saja. Menurut pakar nutrisi Ellie Zografakis, RD, dan Dale Huff, RD, CSCS, dari St. Louis, strategi modifikasi tingkah laku merupakan pilihan yang lebih tepat dibandingkan dengan diet untuk membantu Anda memutus rantai siklus ini dan menerapkan perubahan gaya hidup yang tahan lama. Untuk membantu Anda menghindari siklus ini, berikut bebrapa prinsip perubahan gaya hidup dari kedua pakar ini yang bisa menjadi panduan Anda.
1. Berhenti diet. Bagaimana mungkin bisa menurunkan berat badan tanpa diet? Mengurangi 500 kalori sehari selama satu minggu bisa menurunkan berat badan sebanyak 1/2 kg. Sebagian besar orang bisa mendapatkan hasil yang sama dengan pengurangan 500 kalori ini dengan cara olahraga dan sedikit mengubah asupan makanan. Dengan metode ini, Anda bisa terhindar dari efek negatif diet yang terlalu ketat.
2. Kenali gejala fisik.Tanda-tanda internal seperti perut bunyi, sakit kepala ringan, kelelahan, mudah marah serta penurunan konsentrasi merupakan pertanda kalau Anda memerlukan asupan energi untuk mempertahankan berat badan alami Anda. Dengan mengenali isyarat ini dan terhubung dengan sinyal fisik dari rasa lapar dan kenyang, Anda akan lebih mampu dalam mengatur asupan makanan dan terhindar dari makan berlebih.
3. Gunakan skala untuk mengukur tingkat lapar Anda. Dengan menggunakan skala ini, Anda akan lebih peka terhadap sinyal rasa lapar dan kenyang dari dalam tubuh. Gunakan 0 untuk menunjukkan tingkat lapar yang ekstrim dan 10 sebagai sinyal menyatakan tingkat kekenyangan yang ekstrim. Dengan menerapkan skala ini di pikiran, mulailah membaca sinyal dari badan Anda. Target Anda sebainya berada pada rentang angka 3 dan 8. Jika membiarkan sampai 0, Anda akan makan terlalu banyak dan terlalu cepat, padahal otak memerlukan waktu 15-20 menit untuk menangkap pesan kalau tubuh sudah kenyang. Sebaiknya mulailah makan saat lapar berada pada skala 3 dan berhentilah pada skala 7 atau 8, saat Anda mulai merasa kenyang dan puas.
4. Bedakan lapar emosi dengan lapar fisik. Lapar fisik merupakan proses lapar yang muncul setiap 3-4 jam sekali. Jika tidak mendengarkan sinyal lapar tersebut, rasa lapar akan memudar dan tubuh mulai melambat untuk menghemat energi. Sedang lapar karena emosi terjadi saat Anda melampiaskan kesedihan, kegembiraan, kecemasan atau kebosanan Anda pada makanan. Memahami kapan Anda memuaskan emosi dengan makanan bisa membantu Anda menemukan cara yang lebih tepat dalam menangani kebutuhan-kebutuhan Anda.
5. Netralkan makanan. Tidak ada makanan yang bagus dan makanan yang buruk. Semua makanan baik jika dikonsumsi dalam jumlah sedang. Menghindari satu makanan tertentu akan membuat Anda semakin ingin mengonsumsi makanan tersebut. Jika Anda selalu kesulitan mengontrol porsi makanan tertentu, cobalah dengan strategi lain, misalnya dengan mengukur satu takar keripik kentang kemudian langsung mengembalikan kantung besarnya ke tempat penyimpanan makanan.
Sumber
MediaIndonesia.com
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
0 komentar:
Posting Komentar