-->

Jumat, 30 Juli 2010

Sembelit, serang anak kecil sampai ibu hamil

Bagi sebagian orang, sulit buang air besar mungkin hal yang biasa. Cukup dengan minum obat pencahar, maka masalah selesai dengan mudah. Namun tetap saja hal ini harus diwaspadai. Jika tak berhati-hati, sembelit bisa menjadi penyakit yang mengerikan seperti kanker di bagian usus.

Tentu semua orang tak ingin gejala ini memicu penyakit lain yang seganas itu. Sayangnya, penyakit ini bisa terjadi pada siapa pun dengan berbagai sebab dan kondisi.

Sesungguhnya, kotoran manusia atau feses adalah zat yang harus secepatnya dibuang dari dalam tubuh. Seperti halnya sampah. Feses manusia mengandung zat-zat sisa yang mengalami proses pembusukan.

Normalnya, proses pencernaan makanan dari lambung hingga usus besar memakan waktu antara enam hingga delapan jam. Setelah proses tersebut, feses tak langsung keluar karena menunggu penumpukan massa yang lebih besar sehingga merangsang kontraksi pada anus.
Proses pencernaan dan penumpukan ini biasanya memakan waktu hingga 12 jam. “Karena itu, normalnya orang buang air besar setiap pagi. Kalau lebih dari itu, berarti ada masalah,” kata dr Istar Yuliadi.
Menurut dokter yang juga praktik di RSUD dr Moewardi, Jebres ini, kesulitan buang air besar ini bisa disebabkan oleh dua faktor utama. Faktor pertama adalah feses atau kotoran manusia dan yang kedua adalah masalah yang terjadi pada organ usus.

Persoalan feses biasanya disebabkan oleh pola makan manusia yang tidak sehat. Ada beberapa hal yang berpengaruh terhadap kondisi feses seperti kadar serat dan kandungan air. Kadar serat yang tinggi pada makanan akan membuat feses lebih mudah dikeluarkan karena feses cenderung lebih lunak.

Lain halnya jika kadar serat pada makanan sangat rendah. Sisa makanan yang sampai ke usus akan lebih keras sehingga otot halus pada usus sulit melakukan gerakan peristaltik. Padahal gerakan ini sangat penting dalam mendorong sisa makanan keluar menuju anus.
Permasalahan kedua, yaitu dari usus, disebabkan oleh hal yang lebih kompleks. Normalnya, usus selalu melakukan gerakan peristaltik sehingga sisa pencernaan akan terdorong keluar. Oleh karena itu masalah akan timbul jika otot pada usus ini mengurangi gerakan peristaltiknya.

Pengurangan gerakan ini bisa disebabkan karena syaraf yang merangsang gerakan otot halus menjadi lebih rileks. Ada banyak penyebab melemahnya syaraf ini, yaitu jenis makanan yang masuk, racun dan bisa juga karena faktor hormonal. Racun yang dimaksud bukan berarti racun yang mematikan, namun berupa alergi yang timbul karena usus tidak tahan pada zat-zat tertentu.
“Kalau yang disebabkan masalah hormon, biasanya terjadi pada perempuan yang sedang hamil. Maka seringkali muncul sembelit pada ibu hamil,” terang Istar.

Saat perempuan sedang hamil, produksi dua jenis hormon yaitu, estrogen dan progesteron, mengalami peningkatan.
Sebagian perempuan sering mengalami reaksi akibat produksi tinggi kedua hormon tersebut. Salah satu reaksi yang muncul adalah syaraf menjadi lebih rileks, termasuk pada usus. Jika syaraf cenderung tenang, maka otomatis frekuensi kontraksi otot usus pun menjadi berkurang.

“Hal inilah yang menyebabkan sembelit pada ibu hamil. Karena isi perutnya terasa penuh, maka mereka akan cenderung ingin muntah-muntah. Ini yang biasa dianggap sebagai nyidam,” lanjutnya.

Namun menurutnya, reaksi semacam ini tak mesti terjadi pada setiap perempuan yang sedang hamil. Peningkatan produksi hormon memang terjadi pada setiap perempuan. Namun sebagian perempuan tidak menunjukkan reaksi pada otot ususnya yang menyebabkan terjadinya sembelit.

Serat dan air
Reaksi pada perempuan hamil ini memang tak bisa dihindari karena kondisi setiap orang sangat beragam. Namun untuk sembelit yang bukan disebabkan oleh faktor hormonal, hal ini sebenarnya bisa dihindari. Salah satunya adalah dengan menjaga pola diet atau makan yang sehat. Kerasnya feses bisa diatasi dengan menjaga kadar serat pada makanan yang masuk ke dalam mulut.

“Serat itu bisa didapatkan secara alami pada sayur dan buah. Makanya selama ini banyak kita temui sembelit diderita oleh anak-anak kecil. Penyebabnya karena mereka tidak suka makan sayur,” terang dr Retno Wulandari dari RS dr Oen Solo Baru.

Kebiasaan terlalu banyak memakan zat dari umbi-umbian atau roti-roti kering pada anak-anak akan menyebabkan feses menjadi keras. Selain kurang serat, jenis makanan ini juga sedikit mengandung air. Padahal selain serat, kondisi feses juga akan dipengaruhi oleh jumlah air yang masuk ke dalam tubuh manusia. Selama ini banyak yang mengetahui bahwa air sangat penting bagi metabolisme. Namun banyak yang tidak sadar bahwa kekurangan air juga bisa menyebabkan pengerasan feses dan berujung pada sembelit.

Meski demikian, setiap orang dianjurkan agar tidak mengonsumsi serat terlalu banyak. Kini banyak produk makanan atau minuman berserat yang instan. Namun jika terlalu banyak, zat makanan akan terlalu cepat meninggalkan tubuh sehingga penyerapan zat dan gizi jadi tidak maksimal.

Oleh: Adib Muttaqin Asfar



Sumber
Solopos.com


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates