Minggu, 03 Oktober 2010
ORANG sehat yang menggunakan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) untuk meredakan rasa sakit dan nyeri ringan, menurut temuan peneliti dari Denmark, berisiko lebih besar meninggal akibat gangguan jantung.
Asosiasi Jantung Amerika dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) telah mengimbau penderita sakit jantung untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan NSAIDs. NSAIDs meliputi obat-obatan seperti ibuprofen (dengan merek dagang Advil, Motrin) dan diclofenac.
Namun, studi yang dilaporkan di Circulation: Cardiovascular Quality and Outcomes, Selasa (8/6) ini merupakan studi pertama yang menunjukkan adanya peningkatan risiko di kalangan orang-orang tanpa gangguan jantung.
"Sangat sedikit studi yang didisain untuk mengungkap apakah NSAIDs meningkatkan risiko kardiovaskular di kalangan orang sehat yang menggunakan obat-obat ini untuk mengatasi keluhan ringan," tutur penulis studi Dr. Emil L. Fosbol, seorang kardiolog dari Gentofte University Hospital di Hellerup."Ini merupakan studi pertama yang menegaskan adanya peningkatan risiko kardiovaskular pada orang-orang sehat yang menggunakan obat-obatan tersebut."
Obat mana yang paling berisiko? Jenis NSAIDs yang berbeda, terang peneliti, mempunyai risiko yang berbeda pula. Partisipan (rata-rata usia 39) yang menggunakan ibuprofen berisiko 29 persen lebih besar menderita stroke fatal atau nonfatal dibandingkan orang-orang yang tidak menggunakan NSAID.
Risiko kematian
Penggunaan diclofenac (Voltaren and Cataflam) berkaitan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 91 persen. Sedang penggunaan rofecoxib (Vioxx) berkaitan dengan peningkatan risiko sebanyak 66 persen. Akan tetapi, peneliti tidak menemukan adanya peningkatan risiko gangguan kardiovaskular pada pengguna naproxen, dijual bebas di apotek dengan merek dagang seperti Aleve.
Pada orang-orang dengan dosis terbesar, diclofenac berkaitan dengan penggandaan risiko serangan jantung, rofecoxib (Vioxx) berkaitan dengan penambahan risiko serangan jantung sebanyak tiga kali lipat. Vioxx sudah ditarik dari pasar Amerika Serikat pada 2004 karena studi menemukan banyaknya kejadian serangan jantung dan stroke di antara pengguna.
"Temuan ini sangat konsisten dengan apa yang telah kami temukan pada pasien penyakit kardiovaskular" terang Dr. Michael E. Farkouh, seorang kardiolog klinis dari Mount Sinai Cardiovascular Institute di New York City."Obat-obatan yang meningkatkan tekanan darah dan berkaitan dengan penyumbatan arteri bisa berbahaya untuk pasien yang sehat."
Peningkatan persentase dalam studi, terang Farkouh, tergolong besar. Tapi, risiko mutlak rata-rata pada orang-orang sehat cukup kecil."Akan tetapi, sebelum menggunakan obat-obatan tertentu, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter, khususnya obat-obat tipe ini." (LI/OL-06)
Sumber
mediaindonesia.com
Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Info Teknologi Terkini
Info Pendidikan
Info Kesehatan
Forum Di Web
Puisi-puisi ku
Artikel Yang Berhubungan
Label: kesehatan
0 komentar:
Posting Komentar