Rabu, 25 Mei 2011
MUSIK memang bisa dijadikan sumber pelipur lara. Tak hanya bagi kita yang sehat, tapi juga bagi orang yang tengah menghadapi penyakit, terutama penyakit parah yang membuat mereka tak mampu meninggalkan ruang tidur rumah sakit.
Sandi Curtis, profesor terapi musik dari Departemen Seni Rupa Kreatif Terapi di Universitas Concordia menemukan metode itu berdasarkan kolaborasi unik yang ia atur antara mahasiswa universitas terapi musik, musisi dari orkestra simfoni professional, dan bangsal perawatan rumah sakit paliatif.
"Studi kami menunjukkan bagaimana terapi musik sangat efektif dalam mengurangi bahkan menghilangkan rasa sakit, menimbulkan kenyamanan, relaksasi, suasana hati yang baik, percaya diri, ketahanan, kualitas hidup dan kesejahteraan pada pasien," kata Curis.
Sebagai bagian dari studi yang memakan waktu hingga tiga tahun ini, Curtis bersama dengan para mahasiswa dan musisi membagi kelompok sukarelawan yang diawasi seorang terapis musik yang terakreditasi. Sebanyak 371 peserta merupakan laki-laki dan perempuan pasien perawatan paliatif berusia antara 18 dan 101 tahun. Semua pasien memiliki penyakit parah, termasuk yang diagnosis kanker.
Peserta terlihat untuk sesi terapi musik tunggal, yang berlangsung 15-60 menit. Intervensi dirancang untuk menangani empat area - penghilang rasa sakit, relaksasi, mood dan kualitas hidup.
Tiga keluarga pasien perawatan paliatif mengaku anggota keluarga mereka yang sakit sangat terhidur dengan hadienya tim terapi musik yang memainkan musik lembut saat dirawat hingga meninggal. "Tak hanya itu, karena adanya hubungan yang kuat pada sesi terapi musik sebelumnya, tim terapi musik bahkan diminta untuk tampil di pemakaman pasien," tambah Curtis. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Music and Medicine edisi Mei 2011. (Pri/OL-06)
0 komentar:
Posting Komentar