Rabu, 29 September 2010
PENYAKIT jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di dunia dan penyakit yang paling banyak diderita laki-laki di Indonesia. Akan tetapi, penyakit ini bisa dicegah dengan mengontrol faktor risiko, termasuk kolesterol yang merupakan faktor pemicu utama. Hal ini diungkapkan oleh dr. Pauline Endang Praptini MS, pakar kesehatan gizi klinis dari Rumah Sakit Fatmawati Jakarta, dalam acara Closing Ceremony Smart Heart Challenge 2009, di Jakarta, Sabtu (23/5).
"Berbagai penelitian membuktikan, mengurangi kadar kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein/LDL) dapat mengurangi risiko terserang penyakit jantung koroner," ujar Pauline.
Kolesterol, terang Pauline, merupakan lemak jenuh yang terdapat dalam darah. Kolesterol ini, menurut Pauline, sebagian besar diproduksi di dalam tubuh oleh hati dan usus. Selain itu, kolesterol juga berasal dari makanan yang dikonsumsi seperti daging sapi, ayam, makanan laut seperti kerang-kerangan dan udang, serta produk susu.
Dalam jumlah kolesterol total normal (<200 mg/dl), lanjut Pauline, kolesterol tidak mengganggu bahkan berfungsi membantu pembentukan hormon estrogen dan androgen dalam tubuh. Akan tetapi, terang Pauline, dalam jumlah berlebih, kolesterol akan mempercepat pembentukan plak di pembuluh darah, baik jantung maupun otak yang bisa memicu penyakit jantung koroner dan stroke."Pengerasan pembuluh darah (atherosklerosis) sudah dimulai sejak usia muda tapi akan dipercepat dengan tingginya kadar kolesterol."
Peningkatan kadar kolesterol, menurut Pauline, dipengaruhi oleh faktor genetik. Akan tetapi, terang dia, faktor pemicu yang paling utama adalah gaya hidup yang tidak sehat."Karena itu, penurunan dan pengontrolan kadar kolesterol bisa dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat." Gaya hidup sehat, lanjut Pauline lagi, meliputi olahraga teratur, menurunkan berat badan, serta menerapkan diet yang rendah lemak jenuh dan tinggi serat.
Turunkan kolesterol dengan oatmeal
Oatmeal yang dikenal juga dengan havermut, terang Pauline, merupakan salah satu makanan yang bisa dijadikan solusi penurunan kolesterol. Oatmeal, lanjut Pauline, kaya akan serat larut (beta glucan) yang terbukti efektif menurunkan kolesterol. Menurut Pauline, banyak penelitian yang telah menemukan kalau konsumsi 70 gram oatmeal/hari terbukti bisa menurunkan kolesterol hingga 15-17%.
Studi Pauline tahun 1999 juga menemukan hasil yang sama. Dalam studi tersebut, Pauline melibatkan 30 laki-laki usia produktif (30-56 tahun) sebagai partisipan. Pemilihan partisipan laki-laki, terang Pauline, untuk menghindari adanya pengaruh hormon. Selama 6 minggu masa studi, para partisipan diminta mengonsumsi 75 gram oatmeal/ hari dengan kandungan serat 3.5 gram.
Konsumsi oatmeal ini, terang Pauline, dibagi menjadi 2, sarapan pagi dan cemilan sore."Saya antarkan sendiri dan benar-benar memastikan kalau mereka memakannya," terang Pauline. Selama masa studi, partisipan dibiarkan memilih makanan dengan bebas."Para partisipan mengonsumsi lemak jenuh hingga >30% dari total kalori." Lemak jenuh yang dianjurkan <7% dari total kalori.
Hasil studi Pauline menunjukkan, partisipan mengalami penurunan kolesterol hingga rata-rata 15-17%.
Serat larut yang dikandung oatmeal, terang Pauline, bekerja dengan cara mengikat asam empedu. Asam empedu ini merupakan hasil olahan kolesterol dalam hati yang berfungsi untuk mencerna lemak. Di dalam usus halus, terang
Pauline, serat larut tersebut akan berubah menjadi gel dan mengikat empedu yang pasti muncul begitu kita mengonsumsi lemak."Empedu ini selanjutnya akan dibawa ke usus besar dan dibuang bersama feses."
Empedu yang berfungsi mencerna lemak, terang Pauline, seharusnya kembali masuk ke kantung empedu melalui lever dan pembuluh darah. Akan tetapi, karena telah dibuang bersama serat maka kantung empedu menjadi kosong. Kantung empedu yang kosong ini, lanjut Pauline lagi, selanjutnya akan diisi oleh hati dengan cara menarik kolesterol dari dalam darah."Proses ini akan terjadi terus-menerus selama mengonsumsi serat larut. Dengan begitu akan menurunkan kadar kolesterol total dalam darah."
Selain itu, lanjut pauline lagi, serat ini akan difermentasikan oleh bakteri baik dalam usus besar menjadi asam lemak rantai pendek. Asam lemak rantai pendek ini berfungsi untuk memberi makan sel-sel dalam usus besar."Dengan begitu kita bisa terhindar dari kanker usus besar, diare, serta ambeien," terang Pauline.
Akan tetapi, tegas Pauline, serat dalam oatmeal akan mempunyai efek terapi dalam waktu minimal 1 bulan."Hasil penelitian menunjukkan, waktu minimal 1 bulan, itu pun kalau dilakukan terus-menerus dalam jumlah sama dan tidak boleh bolong-bolong," ujar Pauline.
Sumber
mediaindonesia.com
Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Info Teknologi Terkini
Info Pendidikan
Info Kesehatan
Forum Di Web
Puisi-puisi ku
Artikel Yang Berhubungan
Label: kesehatan
0 komentar:
Posting Komentar