Senin, 28 Maret 2011
STUDI baru menemukan bahwa program latihan berjalan yang terstruktur dan progresif menggunakan treadmill efektif membantu pasien yang yang terserang stroke setelah satu tahun dalam membangun kekuatan dan keseimbangan tubuh.
Studi ini juga menemukan bahwa pascastroke, 52 persen pasien stroke yang berpartisipasi, baik dalam program terapi fisik yang mencakup latihan berjalan menggunakan treadmill maupun program rumahan yang berfokus pada kekuatan progresif dan latihan keseimbangan, kesemuanya diketahui mengalami peningkatan dalam kemampuan berjalan.
Uji coba ini digelar oleh Locomotor Experience Applied Post-stroke (LEAPS) dan dipimpin oleh terapis fisik Pamela W Duncan serta melibatkan 408 peserta yang mengalami stroke baru-baru ini.
"Para peneliti awalnya berhipotesis bahwa berat badan didukung treadmill dan program berjalan lebih efektif ketimbang lathan yang dilakukan hanya di rumah. Namun, setelah satu tahun kedua metode itu terbukti memiliki efektivitas sama yakni mampu meningkatkan kecepatan berjalan, keseimbangan, dan kualitas hidup," kata Duncan dari Duke University School of Medicine di Durham, North Carolina.
Akan tetapi, temuan sekunder dari studi ini menunjukkan bahwa pada enam bulan pascastroke, sebuah kelompok yang tidak menerima terapi di luar perawatan biasa juga mengalami peningkatan kecepatan berjalan, tetapi hal itu hanya dialami hanya setengah peserta saja.
Menurut Duncan, penelitian yang ia gelar selama enam bulan itu memberikan kesimpulan bahwa kedua bentuk program terapi fisik, baik treadmill dan latihan fisik di rumah lebih efektif dan unggul jika dibandingkan dengan perawatan standar yang biasa diberikan.
Menurut rencana, penemuan ini dipresentasikan pada American Stroke Association International Stroke Conference 2011 di Los Angeles. (Pri/OL-06)
Artikel Yang Berhubungan
Label: kesehatan
0 komentar:
Posting Komentar