INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menargetkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 55% pada 2011.

Komposisi deposito masih lebih besar sekitar 60% dan sisanya dana murah terdiri dari tabungan dan giro. Direktur Korporasi BNI Krishna Soeparto menuturkan, perbankan perlu memiliki cadangan likuiditas. Hal ini dikarenakan bila suatu waktu bank mengalami kolaps masih ada bantalan untuk menopang agar bank tidak bangkrut.

Selain itu, Krishna menyatakan, bank kecil masih belum efisien dalam pertumbuhan perbankan karena masih ada sumber dana bank kecil dari dana mahal. "Bank kecil lebih sulit berkembang, karena banyak keterbatasan sehingga efisiensi lebih sedikit dari pada bank-bank besar," kata Krishna.

BNI juga menargetkan DPK mencapai 70% pada 2016. Pertumbuhan DPK ini untuk memperkuat cadangan likuiditas BNI untuk menghadapi masyarakat ekonomi Asean. BNI memiliki strategi dengan menambah aset dan menggenjot dana murah dengan tabungan dan giro.

Perseroan akan mengintensifikan tabungan, menambah pertmbuhan bisnis cash management, dan pengelolaan dana operasional. "Target jangka panjang BNI dalam lima tahun kedepan akan menggenjot DPK sampai 70%," tegas Krishna. [hid]