Kamis, 10 Maret 2011
VIVAnews - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) kabarnya bakal mengajak kontraktor Asia dalam mengerjakan sejumlah proyek infrastruktur di Timur Tengah.
"Kontraktor itu berasal dari Jepang," kata sumber VIVAnews di Jakarta, Kamis malam, 10 Desember 2009.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Natal Argawan saat dimintai konfirmasi mengakui, perseroan sedang mengincar sejumlah proyek infrastruktur seperti jalan dan perumahaan di Timur Tengah. "Kita memang akan mengerjakan beberapa proyek di Aljazair dan Libya," ujarnya saat dihubungi VIVAnews di Jakarta, Jumat, 11 Desember 2009.
Dia menuturkan, tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama kembali dengan kontraktor asal Jepang (Kojima Corp.) dalam mengerjakan proyek-proyek tersebut. "Pengerjaan proyek di Aljazair, kita berkolaborasi dengan Kajima. Jadi, untuk yang lain juga sedang dijajaki," kata Natal.
Namun, Natal mengatakan belum bisa mengutarakan rencana kerja sama tersebut lebih jauh. Pasalnya, pengerjaan proyek di Timur Tengah itu masih dalam penjajakan. "Tapi, kita sudah terima tawaran dari pemerintah Libya," tuturnya.
Per 31 Oktober 2009, Negara Republik Indonesia menguasai saham berkode WIKA sebanyak 68,42 persen dan sisanya dimiliki publik.
Pada perdagangan Kamis, WIKA ditutup menguat Rp 5 (1,56 persen) ke level Rp 325. Broker PT Amantara Securities dengan kode broker YU tercatat sebagai broker yang paling banyak mengoleksi saham Wijaya Karya.
Robin Setiawan, analis sekuritas di Jakarta berpendapat, pengerjaan proyek infrastruktur di mancanegara itu bakal memberikan sentimen positif bagi kinerja WIKA ke depan. "Tentunya, akan berdampak pula pada pergerakan sahamnya," tuturnya.
Dia mengakui, kerja sama yang akan dijalin perseroan dengan Jepang juga menjadi sentimen positif. Pasalnya, selain mendapat suntikan dana juga menunjukkan kalau perseroan merupakan perusahaan konstruksi yang bisa dipercaya. "Pastinya, kaca mata investor semakin tertuju pada WIKA," ujar Robin.
Robin menyarankan, akumulasi saham Wijaya Karya, karena selain harganya terus bermain di level Rp 350, potensi penguatan masih terbaca. "Harga berpeluang menuju kisaran Rp 370-400," kata dia.
Seperti diketahui sebelumnya, tengah membidik proyek-proyek baru di Libya. Sebelumnya, BUMN konstruksi ini telah memperoleh proyek di Aljazair.
Menurut Direktur Keuangan Wijaya Karya Ganda Kusuma, di Libya, perseroan mengincar proyek-proyek konstruksi seperti pembangunan jalan dan perumahan. "Sudah ada pertemuan dengan Kedutaan Besar Libya dan mungkin mereka mendengar proyek kami di Aljazair," ujarnya di Jakarta, belum lama ini.
Pada proyek di Libya tersebut, Wijaya Karya mengaku masih dalam tahap pemasaran. Namun, pihak Libya kemungkinan juga menginginkan perseroan untuk mengirimkan tenaga kerja bidang konstruksi untuk bekerja di negaranya.
Jika melihat potensinya, Ganda melanjutkan, Libya saat ini membutuhkan perusahaan konstruksi untuk pembangunan proyek perumahan atau apartemen dengan jumlah menara cukup banyak.
antique.putra@vivanews.com
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar