Sabtu, 21 Agustus 2010
Kanker serviks atau kanker mulut rahim masih merupakan perhatian besar di negara-negara berkembang. Vaksin pencegahnya belum banyak dijangkau karena harganya yang relatif mahal. Lebih dari separuh jumlah penduduk di negara-negara berkembang tidak mampu membayar vaksin tersebut.
Menurut Center for Disease Control (CDC) di Amerika Serikat, jumlah penderita kanker serviks sudah berkurang selama satu dekade terakhir di negara-negara maju. Tapi di negara-negara berkembang, kanker satu ini malah meningkat jumlah penderitanya. Terutama di negara-negara Afrika Timur, Zambia, dan Swaziland.
Jumlah penderita kanker serviks bertambah sepuluh kali lipat di negara-negara tersebut jika dibandingkan dengan penderita di negara-negara berkembang lainnya. Sumber lain menyatakan seperti ditulis dalam Healthnews.com, kanker serviks sangat banyak diderita kaum perempuan India dan China. Sekitar 80% perempuan yang meninggal karena kanker serviks adalah perempuan yang tinggal di negara-negara berkembang. Sebesar 27% dari keseluruhan kasus kanker serviks terjadi di India.
Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, jumlah perempuan penderita kanker serviks di Amerika Latin dan Karibia yang meninggal setiap tahunnya mencapai 33 ribu orang. Angka kematian itu bisa terus meningkat menjadi 70 ribu per tahun pada 2030 jika tidak ada upaya yang dilakukan untuk menanggulangi dan mencegah meluasnya penderita kanker serviks.
Periset dan para ahli sepakat, program-program pencegahan seperti skrining dan kampanye, serta vaksin dengan harga terjangkau, mampu mencegah bertambahnya penderita kanker serviks. Program lain yang disarankan adalah pelayanan klinik gratis untuk kaum perempuan dan pendidikan kesehatan reproduksi yang diyakini mampu mengurangi angka kematian akibat kanker serviks sekaligus mengurangi biaya perawatan.
Human Papiloma Virus (HPV) yang menjadi penyebar kanker serviks ditularkan secara seksual. Virus ini menginfeksi 20%-30% perempuan muda di Amerika Latin dan Karibia. Di Amerika Serikat, harga vaksin HPV mencapai 360 dolar. Di 'Negeri Paman Sam' itu, hanya sekitar 2,5% dari penderita kanker yang meninggal karena kanker serviks. Sebaliknya di Haiti, angka kematiannya bisa mencapai 49%. Negara-negara lain dengan angka kematian tertinggi akibat kanker serviks meliputi Bolivia, Paraguay, Belize, Peru, Guyana, Nikaragua, El Salvador, Kolombia, dan Venezuela.
Sumber
mediaindonesia.com
Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Info Teknologi Terkini
Info Pendidikan
Info Kesehatan
Forum Di Web
Puisi-puisi ku
Artikel Yang Berhubungan
Label: kesehatan
0 komentar:
Posting Komentar