Minggu, 08 Agustus 2010
OSTEOPOROSIS merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang. Akibatnya, tulang menjadi rapuh. Osteoporosis akan membuat tulang berlubang-lubang seperti spons dan bukannya padat seperti batu bata. Kelainan tulang ini akan meningkatkan risiko patah tulang.
Tulang yang normal tersusun atas protein, kolagen serta kalsium. Ketiga faktor ini akan menguatkan tulang. Sementara itu, tulang yang mengalami osteoporosis bisa mengalami patah tulang hanya karena kecelakaan kecil yang sebenarnya tidak akan terlalu berpengaruh terhadap tulang normal.
Patahan bisa dalam bentuk retakan seperti di tulang pinggul, atau tekukan seperti yang sering terjadi pada tulang belakang. Patahan akibat osteoporosis seringkali terjadi di daerah tulang belakang, pinggul, serta pergelangan, tapi patahan tetap bisa terjadi di hampir semua tulang rangka.
Gejala osteoporosis
Osteoporosis bisa muncul tanpa gejala selama bertahun-tahun. Hal ini, karena osteoporosis tidak menyebabkan gejala apapun kecuali jika terjadi patah tulang. Patahan akibat osteoporosis juga bisa tidak terdeteksi selama bertahun-tahun. Karena itu, seringkali pasien tidak menyadari kondisi osteoporosis mereka hingga merasakan sakit akibat patahan. Gejala-gejala ini biasanya berkaitan dengan lokasi patahan.
Patahan pada tulang belakang misalnya, bisa mengakibatkan rasa sakit kronis yang memancar dari area sekitar punggung ke sisi tubuh. Patahan tulang belakang yang berulang-ulang selama bertahun-tahun bisa menyebabkan rasa sakit punggung yang kronis. Ada juga patahan yang terjadi saat melakukan aktivitas biasa. Jenis ini disebut dengan patahan trauma atau patahan akibat stres. Sebagai contoh, beberapa pasien osteoporosis mengalami patahan stres pada kaki saat berjalan.
Sedangkan patahan pada tulang pinggul biasanya terjadi akibat jatuh. Pada penderita osteoporosis, kecelakaan kecil saja bisa mengakibatkan patah tulang pinggul. Patah tulang pinggul ini sulit disembuhkan setelah mengalami operasi perbaikan akibat kualitas tulang yang buruk.
Faktor penentu kekuatan tulang
Massa tulang atau kepadatan tulang merupakan jumlah tulang yang terdapat dalam struktur rangka. Pada umumnya, semakin tinggi kepadatan tulang, maka tulang akan semakin kuat. Kepadatan tulang ini sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, yang juga dimodifikasi oleh faktor-faktor lingkungan serta obat-obatan.
Pada umumnya, pembentukan kepadatan tulang akan dimulai sejak usia anak-anak dan akan mencapai puncaknya pada usia 25 tahun. Kepadatan tulang ini selanjutnya akan bertahan selama 10 tahun. Setelah mencapai usia 35 tahun, baik laki-laki maupun perempuan akan mengalami penurunan massa tulang sebesar 0.3-0.5% per tahunnya. Hal ini disebabkan oleh proses penuaan.
Pada perempuan, hormon estrogen sangat berpengaruh dalam mempertahankan kepadatan tulang. Saat kadar estrogen menurun pasca menopause, maka penurunan kepadatan tulang akan semakin cepat. Selama 5-10 tahun pertama setelah menopause, perempuan bisa mengalami penurunan massa tulang sebesar 2-4% per tahun. Artinya, mereka akan kehilangan massa tulang sebesar 25-30% dalam masa ini. Percepatan penurunan massa tulang pasca menopause ini merupakan penyebab utama terjadinya osteoporosis pada perempuan.
Faktor risiko
Selain faktor keturunan, osteoporosis akan semakin dipercepat oleh beberapa faktor risiko. Berikut faktor risiko osteoporosis:
* Jenis kelamin perempuan
* Ras kaukasia atau asia
* Postur tubuh yang kurus dan kecil
* Sejarah keluarga. Jika Anda mempunyai ibu yang mengalami patah tulang pinggul akibat osteporosis maka Anda mempunyai risiko 2 kali lebih besar mengalami patah tulang panggul
* Merokok
* Kurang olahraga
* Kelebihan konsumsi alkohol
* Diet rendah kalsium
* Kadar estrogen rendah
* Kemoterapi
* Peradangan kronis
* Kurang gerak misalnya akibat stroke
* Hipertiroid, kelebihan hormon tiroid yang diproduksi kelenjar tiroid
* Kekurangan vitamin D
* Berbagai obat-obatan yang bisa menyebabkan osteoporosis
Cara mencegah dan mengatasi osteoporosis
Penanganan osteoporosis lebih ditujukan pada pencegahan patah tulang dengan cara menghentikan penurunan massa tulang dan meningkatkan kepadatan tulang. Deteksi dini osteoporosis bisa mengurangi risiko patah tulang di masa mendatang. Tetapi, tidak ada penanganan osteoporosis yang benar-benar bisa menyembuhkan secara total.
Dengan kata lain, sangat susah untuk membangun kembali tulang yang telah lemah akibat osteoporosis. Akan tetapi, pencegahan osteoporosis sama pentingnya dengan penanganan osteoporosis. Pencegahan dan penanganan osteoporosis bisa diukur dari:
1. Perubahan gaya hidup termasuk berhenti merokok, mengurangi asupan alkohol, olahraga teratur, serta mengkonsumsi diet seimbang dengan jumlah kalsium dan vitamin D yang cukup.
2. Menggunakan obat-obatan yang bisa menghentikan penurunan massa tulang dan meningkatkan kepadatan tulang. Obat-obat ini seperti alendronate, risedronate, raloxifene, ibandronate, calcitonin, serta zoledronate.
3. Menggunakan obat yang bisa meningkatkan pembentukan tulang seperti teriparatide.
Sumber
mediaIndonesia.com
0 komentar:
Posting Komentar