-->

Minggu, 08 Agustus 2010

Mutasi Saraf Kanker pada Anak Ditemukan

Para peneliti telah mengidentifikasi mutasi genetik yang mendasari sistem saraf kanker pada anak yang disebut neuroblastoma. Mutasi yang menjadi penentu utama di balik penyakit ini, dan juga sangat terkait dengan penyakit yang mengakibatkan kematian.

Mutasi ini melibatkan gen yang disebut anaplastic lymphoma kinase (ALK) yang berhubungan dengan tingginya risiko terkena kanker jenis lainnya, termasuk kanker paru-paru.

Beberapa perusahaan berusaha mengembangkan obat-obatan yang dapat menghambat protein ALK untuk mengatasi kanker. Hasil penelitian terbaru yang disampaikan Yael Mosse dari the Children's Hospital of Philadelphia and the University of Pennsylvania School of Medicine menyarankan semacam pencegah yang melengkapi terapi neuroblastoma.

Neuroblastoma merupakan bentuk paling umum dari kanker yang belum terlalu ganas, yang menyebabkan 15 % kematian akibat kanker pada anak-anak. Penyakit ini sungguh misterius, beberapa anak yang mengidap sistem saraf kanker neuroblastoma sembuh secara spontan, sedangkan anak yang mengidap kanker jenis lainnya tidak dapat sembuh.

Anak-anak yang ada pada kategori terakhir ini biasanya mengidap kanker ganas yang sulit untuk disembuhkan.

Neuroblastoma bersifat diwariskan, sedangkan kasus-kasus kanker selebihnya muncul secara spontan. Mosee dan partner kerjanya berusaha melihat asal-usul gen ALK dengan mempelajari keturunan dalam keluarga, sedikitnya empat anggota keluarga yang memiliki neuroblastoma. Pada bagian tubuh mereka, ditemukan kromosom yang berhubungan dengan kanker.

Terhitung ada 104 gen pada bagian tubuh itu, namun dua gen lebih terkait dengan kanker jenis lain, yaitu ALK dan gen lainnya yang disebut MYCN. Para peneliti menyusun kedua gen dan menemukan mutasi ALK. Hasil penelitian ini baru dipublikasikan minggu ini pada pertemuan Asosiasi Peneliti Kanker di Amerika, yang bermarkas di San Diego, California.

Ini merupakan temuan penting, kata Susan Cohn, ahli onkologi pediatrik dari Universitas Chicago yang mempelajari neuroblastoma. "Terutama bagi pasien yang sangat membutuhkan terapi yang lebih efektif," ujarnya.

Cohn mengatakan ini sama saja seperti protein ALK yang akan melengkapi kegunaan secara klinis untuk mengatasi neuroblastoma. Tapi perlu dicatat, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan jenis proteinnya. Sebagai tambahan, hasil penelitian ini mungkin menghasilkan sebuah tes genetik penyakit yang dapat digunakan untuk mengobati diri sendiri.


Sumber
MediaIndonesia.com


Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates