-->

Minggu, 08 Agustus 2010

MESKI tidak berbahaya, vitamin B ternyata tak membantu mencegah terjadinya stroke atau terulangnya serangan jantung. Penemuan yang didasarkan pada uji klinis ini menunjukkan bahwa suplemen vitamin B semestinya tidak diberikan kepada para pasien yang mengalami kejadian veskular yang cukup parah.

Penelitian terbaru itu dirilis Rabu (4/8). Penelitian sebelumnya telah mengungkap adanya hubungan bertambahnya asam amino di dalam darah (homocysteine) dan peningkatan risiko terkena stroke dan penyakit kardiovaskular.

Pada saat yang sama, penelitian lainnya telah menunjukkan bahwa mengunsumsi vitamin B setiap hari dapat menurunkan tingkat asam amino yang abnormal. Yang masih dipertanyakan adalah apakah suplemen tersebut juga dapat menurunkan risiko terkena serangan jantung atau stroke, baik fatal maupun tak fatal.

Untuk mengetahuinya, sebuah konsorsium internasional yang terdiri atas para dokter dan ilmuwan dari 20 negara melakukan uji coba klinis terhadap lebih dari 8.000 pasien yang baru saja mengalami penyakit jantung atau masalah vaskular lainnya.

Separuh dari para pasien tersebut diberikan vitamin B secara teratus setiap hari yang berupa kombinasi dari asam folat, B6, dan B12. Sementara itu, separuhnya lagi mengonsumsi plasebo. Selama periode 3,4 tahun, secara statis, tak terlihat tanda-tanda adanya perbedaan yang signifikan.

Sebanyak 15 persen kelompok yang mengonsumsi vitamin B tetap mengalami kejadian vaskular, sedangkan pada kelompok lainnya, ada 17 persen yang mengalami hal itu. Ditemukan juga, vitamin B tak menimbulkan efek samping apa pun. Hasil penelitian tersebut telah dimuat dalam jurnal Inggris, The Lancet.(Pri/X-12)


Sumber
MediaIndonesia.com


Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates