-->

Minggu, 08 Agustus 2010

EPILEPSI atau ayan adalah penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan mendadak berulang-ulang tak beralasan. Penyakit ini menyerang syaraf otak sehingga efektivitasnya berlebih dan penderitanya mengalami kesulitan untuk berfikir. Aada diet yang cocok untuk penderita epilepsi, sebutannya adalah diet ketogenik.

Penyakit epilepsi merupakan gejala yang bisa menimpa siapa saja baik itu anak-anak atau orang dewasa. Bahaya utama dari penyakit ini bukanlah sifatnya yang menular, melainkan waktu kekambuhannya yang tak dapat diduga yang tak hanya dapat mencederai penderitanya sendiri, tapi juga orang-orang di sekitarnya.

Contohnya saja dalam kecelakaan yang melukai 43 jiwa saat kegiatan jalan santai bersama Megawati Soekarno Putri dalam rangka perayaan Bulan Bung Karno, Minggu (20/6). Saat itu, seorang sopir yang menderita epilepsi mengalami kekambuhan sehingga tak dapat mengemudikan kendaraannya dengan baik. Karena epilepsinya kambuh, kakinya pun terasa kaku sehingga bukannya menginjak pedal rem, ia malah menginjak gas. Akibatnya,sebanyak 43 peserta acara itu terserempet, bahkan ada yang hingga kini masih dalam keadaan koma.

Selain itu, ada pula kejadian epilepsi yang dialami tewasnya seorang perempuan di Surabaya. Diduga, perempuan bernama Nur Aini tersebut mengalami kekambuhan epilepsi saat sedang buang air kecil di sebuah selokan besar. Saat epilepsinya kambuh, Nur kehilangan keseimbangan lalu terjatuh ke selokan tersebut.

Meski begitu, epilepsi tidaklah identik dengan keterbelakangan mental. Bahkan beberapa orang ternama juga menderita penyakit ini, sebut saja Isaac Newton, Agatha Christie, Julius Cesar, dan Napoleon Bonaparte. Epilepsi dapat disembuhkan dengan beberapa obat seperti carbamazepine, carbatrol, clobazam, dan clonazepam yang terlebih dahulu mesti dikonsultasikan ke dokter. Atau, dapat juga dengan cara diet ketogenik.

Diet tinggi lemak
Ini merupakan metode diet tinggi lemak, tapi rendah karbohidrat. Diet ini biasanya digunakan untuk penyembuhan epilepsi pada anak yang umumnya sulit dengan obat-obatan. Diet ketogenik biasanya digunakan sebagai terapi epilepsi. Melalui diet ketogenik, lemak menjadi sumber energi dan keton terakumulasi di dalam otak sehingga menjadi tinggi kadarnya (ketosis). Keadaan ketosis ini dipercaya dapat menghasilkan efek antikonvulsi, yang dapat mengurangi simptom epilepsi dengan mengurangi frekuensi dan derajat kejang, meskipun bagaimana mekanisme biokimia peristiwa ini belum diketahui dengan pasti.

Para penganut diet ini, dianjurkan banyak memakan makanan yang memiliki lemak tinggi, seperti: daging. Sebaliknya, makanan yang tinggi akan karbohidrat, seperti roti, tepung, nasi, gandum, dan sereal haruslah dibatasi.

Pada anak-anak diet ini dirasakan lebih efektif dibandingkan orang dewasa, khususnya pada saat obat antikolvusan tidak bekerja secara efektif atau menjadi kontraindikasi.(Pri/OL-06)

Sumber
MediaIndonesia.com


Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates